Naskah Agama Islam
Nama:Yulita Basilia
NIM:14150091
Jurusan:D-3 Kebidanan
Kelas:A11.2
Nomor Absen: 45
Kode Naskah:3-647
Besabar terhadap
kesusahan hidup dimadinah....”Dalam hadits lain dinyatakan,
“Diantara umatku,yang pertama-tama kuberi syafaat adalah penduduk Madinah, kemudian
penduduk Mekah,lalu penduduk Tha’if.”1228
6.Apabila seseorang telah melihat
dinding kota Madinah,hendaknya dia mengucapkan shalawat kepada Nabi saw. Dan
berkata,
“Ya Allah,ini adalah darah yang telah
ditetapkan sebagai Tanah Suci oleh nabi-Mu,maka jadikanlah ia sebagai
pelindungku dari neraka dan keamanan dari azab dan hisap yang berat.”
d.Perbedaan antara Tanah Suci
Madinah dan Tanah Suci Mekah
Ada
dua perbedaan antara Tanah suci Madinah dan Tanah Suci Mekah:
Pertama,boleh
mengambil pohon Tanah Suci Madinah yang diperlukan untuk tiang kerekaan
sumur,bantal,dan sandel/pelana unta,serta boleh mengambil rumputnya yang
diperlukan untuk makanan ternak.Jabirmeriwayatkan,
“Pada
waktu Nabi saw.menetapkan Madinah sebagai Tanah Suci, penduduk berkata, ‘Wahai
Rasullulah, kami ini bekerja diladang danmenyiram tanaman, sementara kami tidak
dap menggarap tanah selain di negeri kami sendiri, maka berilah kami
keringanan.’ Beliau bersabda,’Boleh
kalian tebang pohon untuk keperluan tiang sumur,bantal,kusen pintu,dan
penyangga. Adapun untuk selain keperluan itu, pohon tidak boleh ditebang dan
rumput tidak boleh dipotong.’’’1230
Jadi,Nabi
saw.mengecualikan hal-hal tersebut danmenyatakannya mubah,sama seperti
pengecualian idzkhir di Mekah.
Dalam
hadits yang diriwayatkan oleh Ali dinyatakan,
“Madinah adalah Tuhan suci,meliputi kawasan
antara Gunung A’ir sampai Gunung Tsaur.Rumputnya yang masih segar tidak boleh
dipotong,hewan buruannya tidak boleh dikejar,dan pohonnya tidak boleh
ditebang,kecuali untuk keperluan makan unta.”[1]231
Diriwayatkan dari Jabir bahwa
Rasulullah saw.pernah bersabda,
“Kawasan yang dilindungi Rasulullah
saw.tidak boleh dipotong atau ditebang pohonya,tetapi boleh digoyang (untuk
merontakkan daunya) secara perlahan.”1232
Alasan
lainnya adalah di Madinah banyak pohon dan tanaman sehingga akan timbul kesusahan
bila kita larang memotongnya,pada hal ada kebutuhan untuk itu;berbeda dengan
Makah.Menurut madzhab Malik (berbeda dengan madzhab lain),tidak ada denda atas
pembunuhan hewan buruan maupun penebang pohon yang ada di Madinah;jika
seseorang melakukannya,dia cukup beristigfar saja.
Kedua,barangsiapa menangkap hewan buruan
di luar Madinah kemudian membawanya masuk Madinah,dia tidak harus
melepaskannya,sebab Nabi saw.pernah bersabda, “Hai Abu Umair,bagaimana keadaan nughair (burung pipit)mu itu?” An-Nughair adalah
seekor burung kecil.Ini menunjukan bahwa Nabi saw.membolehkannya
mengurung/memelihara burung tersebut di Madinah,sebab beliau tidak menegurnya.
Kesucian
Mekah lebih tinggi dari pada kesucian Madinah,dengan bukti bahwa orang yang
masuk Mekah harus dalam keadaan berihram.
Berziarah ke Masjid
Nabawi dan Makam Nabi saw
disunnahkan
berziarah ke Masjid Nabawi,sebab ia adalah satu di antara tiga masjid yang
boleh diagungkan dengan mengadakan perjalanan ke sana.Disunnahkan pula
berziarah ke makam Nabi saw.dan dua sahabat beliau,sebab tempat yang menjadi
kuburan Nabi saw. Adalah area paling mulia di muka bumi.Etika berziarah antara
lain:1233
1. Disunnahkan
berziarah ke makam Rasulullah sebab beliau penah bersab.
“Barangsiapa berziarah ke makamku niscaya dia mendapat
syafaatku.”1234
Beliau bersabda pula,
“Barangsiapa datang berziarah kepadaku tanpa didorong oleh
suatu kebutuhan selain untuk berziarah,niscaya aku akan memberinya syafaat pada
hari kiamat.”1[2]35
“Setiap ada orang
mengucapkan salam kepadaku,pasti Allah mengembalikan ruhku ke tubuhku agar aku
dapat menjawabsalamnya.”
Ad-Daruquthni juga meriwayatkan
hadits lain yang lemah,
“Barang siapa menunaikan haji lalu berziarah
kemakamku setelah aku mati,maka seakan –akan ia berkunjung kepadaku ketika aku
masih hidup.”
Imam Bukhari meriwayatkan,
“Barangsiapa mengucapkan shalawat kepadaku
di dekat makamku,niscaya Allah menugaskan seorang malaikat untuk menyampaikan
shalawat tadi kepadaku,dia akan melancarkan urusan dunia dan akhiratnya,dan
pasti aku akan menjadi pemberi syafaat-atau saksi-baginya pada hari Kiamat.”
Ziarah
kemakam Nabi saw.termasuk ibadah yang paling afdhal dan usaha yang paling
manjur,sebab Allah SWT berfirman,”Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya
dirinya datang kepadamu,lalu memohon ampun kepada Allah,dan Rasul pu memohonkan
ampun untuk mereka,tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Tobat lagi
Maha Penyayang.”(an-Nisaa’:64) Anjuran berziarah ini lebih ditekankan lagi bagi
pelaksana haji dan umroh karena dua alasan: pertama,biasanya para jemaah haji
datang dari tempat-tempat yang jau,maka apabila orang telah dekat dengan
Madinah,jelek kesannya jika mereka tidak melakukan ziarah ke makam Nabi
saw..Alasan kedua adalah hadits Ibnu Umar,
“Barangsiapa menunaikan haji tapi tidak
berziarah kepadaku,berarti dia berpaling dariku.”1236
Juga,hadits,
“Barangsiapa berziarah ke makamku setelah
aku mati,maka ia seakan-akan berziarah kepadaku sewaktu aku masih hidup.”1237
Disunnahkan bagi peziarah
meniatkan ziarahnya sebagai pendekatan diri (ibadah) kepada Allah dengan cara
melakukan perjalanan jauh ke masjid Nabi saw.dan shalat di dalamnya.
Sepanjang perjalanan untuk ziarah
ini disunnahkan memperbanyak shalawat dan salam kepada Nabi saw.,terutama
apabila telah melihat pohon-pohon dan kawasan tanah Suci Madinah.
Sebelum masuk Madinah disunnahkan
mandi terlebih dulu dan mengenakan pakaian yang paling bersih.
Pada saat itu ia hendaknya
mengingat –ingat dalam hati akan kkemuliaan Madinah dan bahwa kota ini negri
paling baik sesudah Mekah.
DI depan pintu masjid hendaknya
dia mengucapkan doa seperti doa ketika hendak masuk Masjidil Haram dan
masjid-masjid lain,serta hendaknya dia mendahulukan kaki kanan ketika masuk dan
mendahulukan kaki kiri ketika keluar.
Selanjutnya
dia menuju Raudhah1238 yang mulia,yaitu tempat yang berada di antara mimbar dan
makam,lalu menunaikan shalat tahiyatul
masjid di samping mimbar sementara lengkungan dinding yang berada di kiblat
masjid tempat berada dihadapannya,dan itulah tempat berdirinya Rasulullah
saw.dalam shalat.Stelah menunaikan shalat tahiyyatul masjid di Raudhah atau di
bagian lainnya,hendaknya dia bersyukur kepada Allah atas nikmat ini,memohon
agar ziarahnya terlaksana dengan lancar dan dirinya diberi pahala.kemudian
hendaknya dia mendatangi makam yang mulia,membelakangi kiblat dan menghadap
dinding makam,berdiri dalam jarak sekitar empat hasta dari kepala makam sambil
menatap kebawah,dengan khusyuk,mengosongkan hati dari hal-hal duniawi,dan
mengingat dalam hatinya tentang keagungan Rasulullah saw..Setelah itu dia
mengucapkan salam begini dengan suara perlahan,
“Salam
sejahtera kepadamu,wahai Rasulullah,salam sejahtera kepadamu,wahai Nabi
Allah.Salam sejahtera kepadamu,wahai manusia pilihan Allah.Salam sejahtera
kepadamu,wahai mahluk terbaik.Salam sejahtera kepadamu.wahai kekasih
Allah.Salam sejahtera kepadamu,wahai pembawa peringatan.Salam sejahtera
kepadamu,wahai pembawa kabar gembira.Salam sejahtera kepadamu,wahai
kesucian.Salam sejahtera kepadamu,wahai manusia suci.Salam sejahtera
kepadamu,wahai Nabi pembawa rahmat.Salam sejahtera kepadamu,wahai Nabi umat
ini.Salam sejahtera kepadamu,wahai Abul Qasim.Salam sejahtera kepadamu,wahai
utusan Tuhan semesta alam.Salam sejahtera kepadamu,wahai pemimpi para rasul dan
penutup para nabi.
Salam
sejahtera kepadamu,wahai manusia terbaik.Salam sejahtera kepadamu,wahai
pemimpin orang-orang beriman.Salam sehjatera
kepadamu,keluargamu,istri-istrimu,keturunanmu,dan seluruh sahabatmu.Salam
sejahtera kkepadamu,kepada para nabi yang lain,dan kepada seluruh hamba Allah yang
saleh.”
“Ya
Allah,sesungguhnya engkau telah berfirman-dan firman-Mu adalah
kebenaran,’sesungguhnya jikau mereka ketika menganiaya dirinya datang
kepadamu,lalu memohon ampun kepada Allah,dan Rasul pun memohonkan ampun untuk
mereka,tentulah mereka mendapati Allah Maha penerima Taubat lagi Maha
Penyayang.’(an-Nissa’:64) kami telah datang dan mendengar firman-Mu,menaati
prerintah-Mu,serta meminta syafaat dari nabi-Mu.
Wahai
Tuhan kami,ampunilah dosa kami dan dosa saudara-saudara kamiyang telah beriman
lebih dulu dari kami,dan janganlah engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami
terhadap orang-orang beriman.Wahai Tuhan kami,berilah kami kebaikan didunia dan
kebaikan di akhirat,serta lindungilah kami dari siksa neraka.Mahasuci Tuhanmu
Yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan.Kesejahteraan
dilimpahkan kepada para rasul.Dan segala puji bagi Allah,Tuhan semesta alam.”[3]
Selanjutnya,dia
mendatangi Raudhah dan memperbanyak doa dan shalat disana.Dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Bukhari dan muslim dari Abu Hurairah,Rasulullah saw.penah
bersabda.
“tempat
yang berada diantara makamku dan mimbarku adalah salah satu raudhah (teman)
surga,dan mimbarku di atas telagaku.”
Hendaknya
dia berdiri disamping mimbar dan berdoa.
Kemudian dia mendatangi tiang di
mana Abu Lubabah mengikat tubuhnya sampai Allah menerima tobatnya.Tiang ini
terletak diantara makam dan mimbar.Di sana henaknya dia menunaikan shalat dua
rakaat,bertobat kepada Allah,dan berdoa sesukanya.Setelah itu hendaknya dia
mendatangi tiang yang disana terdapat sisa batang kurma yang dulu merindukan
Nabi saw.ketika beliau meninggalkannya dan berkhotbah di atas mimbar,sampai
akhirnya beliau pun turun dan memeluknya sehingga batang kurma tersebut diam.
Tidak boleh melakukan thawaf
(berkeliling) di makam Nabi saw..Makruh mengusapnya dengan tangan atau
menciunya.Menurut etika,justru seseorang harus berdiri aak jauh dari makam beliau
sebagaimana dia berdiri agak jauh apabila beliau hadir pada waktu masih hidup.
Selama tinggal di
Madinah,selayaknya dia menunaikan semua shalat di Masjid Nabawi,serta meniatkan
i’tikaf di dalamnya sebagaimana dia patut meniatkan i’tikaf di Masjidil Haram.Apabila
dia hendak meninggalkan Madinah,hendajnya dia menunaikan shalat dua rakaat dan
berdoa,
“Ya Allah,jangan jadikan ini sebagai
kesempatan terakhirku untuk berkunjung ke Tanah Suci rasul-Mu.Mudahkanlah
bagiku untuk kembali berkunjung kedua Tanah Suci.Berilah aku ampunan dan
kesejahteraan di akhirat dan di dunia.Kembalikanlah kami ke sini dalam keadaan
selamat dan beruntung.”
Imam Malik mengangap makruh bagi
penduduk Madinah untuk berdiri di dekat makam tersebut hanya diperuntukkan bagi
orang-orang asing,atau bagi penduduk Madinah yang baru saja datang dari
perjalanan jauh atau hendak melakukan perjalanan jauh.Bagi mereka inilah
dianjurkan berdiri di dekat makam Nabi saw.,lalu mengucapkan shalawat kepada
beliau,mendoakan beliau,serta mendoakan Abu Bakar dan Umar.Penduduk Madinah
dibedakan dalam hal ini karena mereka menetap di kota ini,sementara Rasulullah
saw.penah berdoa,
“Ya Allah,janganlah engkau jadikan makamku
sebagia berhala yang disembah-sembah.”
Mengunjungi
Tempat-Tempat Bersejarah Terpenting di Madinah
Disunnahkan
berkunjung ketempat-tempat bersejarah di Madinah,yang jumlahnya sekitar 30 buah
dan dikenal oleh penduduk Madinah.Yang terpenting di antaranya adalah:1239
Beziarah ke
masjid-masjid lainnya di Madinah,seperti masjid Quba’ yang letaknya disebelah
barat daya dari kota Madinah dan merupakan masjid pertama yang didirikan di
Madinah,yakni pada hari sabtu.Hendaknya dia datang kesana dengan niat
beribadah,lalu menunaikan shalat di sana.Dalam hadits disebutkan,
“Satu
shalat di Masjid Quba nilainya sama dengan satu umrah.”12[4]0
Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari
Ibnu Umar,
“Rasulullah saw.dahulu sering datang
ke masjid Quba’,kadang sambil berkendaraan dan kadang sambil berjalan kaki,lalu
beliau menunaikan shalat dua rakaat di sana.”
Dalam sebuah riwayat yang shahih
disebutkan,
“Beliau
datang ke sana setiap hari sabtu.”
Hendaknya dia berdoa memohon
lenyapkan kesusahan dan kesedihan sebagaimana telah di lenyapkan kesedihan dan
kesusahan Rasulullah saw.di tempat ini.
Juga,Masjid al-Mushalla atau Masjid
al-Ghamamah,yang dibangun di tempat yang dahulu dipakai Rasulullah saw.untuk
menunaikan shalat Idul Fitri dan Idul Adha.
Begitu pula Masji al-Fath,yang
terletak disebelah barat laut Madinah,di lereng Gunung Sala’,tepat di atas
parit (yang dahulu digali di zaman Rasulullah saw.menjelang Perang al-Ahzab).
Juga Masjid al-Qiblatain,sebuah
masjid kecil yang dibangun di tepi Lembah al-Aqiq,sebelah barat laut
Madinah.Masjid ini dinamakan demikian karna di sana dahulu pernah didirikan
shalat dengan menghadap ke dua kiblat:yang pertama kearah utara (ke Baitul Maqdis),dan
yang ke dua ke arah selatan (ke Mekah).
Berziarah ke
pemakaman al-Baqi’,yang letaknya beberapa ratus meter ke arah timur dari Masjid
Nabawi.Di sana dimakamkan lebih dari sepuluh ribu sahabat senior,termasuk
keluarga Nabi saw.,para syuhada Perang Uhud,dan sebagian syuhada Perang
Badar.Ziarah ini dianjurkan terutama pada hari jumat atau hari kamis.Setelah
mengucapkan salam kepada Rasulullah saw.,peziarah berkata,
“Salam sejahtera
kepada kalian,para penghuni makam ini yang beriman.sesungguhnya kami akan
menyusul kalian jika Allah menghendaki.Ya Allah,ampunilah dosa para penghuni
makam Baqi’ ini.Ya Allah,ampunilah dosa kami dan dosa mereka.”
Setelah itu ia enziarahi makam
–makam yang menonjol,seperti makam Ibrahim (putra Rasulullah saw.),makam
Utsman,al-Abbas,al-Hasan bin Ali,Ali ibnul Husain,Ja’far bin Muhammad,dan
lain-lain.Hendaknya ia mengakhiri ziarahnya dengan menziarahi makam
Shafiyah,bibi Rsulullah saw..ada banyak hadits shahih keutamaan berziarah
makam-makam tersebut.[5]
Berziarah
ketempat-tempat bersejarah.Dianjurkan berziarah ke sumur Aris.Diriwayatkan
bahwa Nabi saw.pernah meludah sedikit kedalamnya lalu minum airnya dan
berwudhu.Sumur ini berada di dekat Masjid Quba’.
Dinjurkan pula berkunjug ke rumah
Abu Ayub al-Anshari yang terletak di sebelah timur Masjid Nabawi disisi
selatannya.Juga,berkunjung ke rumah Utsman bin Affan,tempat dia mati syahid
yang berada di semping rumah Abu Ayub,dan di rumah inilah sekarang terdapat
makam Asaduddin Syirkuh,paman sultan Shalahuddin
al-Ayyubi,serta makam ayah shalahuddin yang dikuburkan bersama saudaranya.
Juga,berkunjung kerumah Abdullah bin
Umar ibnul Khaththab,rumah Abu Bakar,dan rumah Khalid bin Walid,yang terletak
di sekeliling Masjid Nabawi.
Dinjurkan pula berkunjung ke desa
Badar di sebelah barat daya dari Madinah,berjarak 156 km.Di desa inilah kaum
Muslimin mengalahkan kaum Musyrikin pada tanggal 17 Ramadhan tahun 2 H.Sejauh 1
mil sebelah selatan desa ini terdapat makam para syuhada Perang Badar.
Juga dianjurkan berkunjung ke Gunung
Uhud,yang berjarak 4 km di sebelah utara Madinah.Panjang gunung ini dari timur
ke barat 6 km,tingginya 1200 m.Rasulullah saw.penah bersabda tentang gunung
ini,
“Gunung
Uhud mencintai kita,dan kita pun mencintainya.”1241
Di lerengnya terdapat makam
Sayyidusy Syuhada,Hamzah bin Abdul Muth- thalib r.a.,paman Rasulullah saw. Yang
gugur syahid dalam Perang Uhud.Di dekatnya terdapat makam para sahabat yang
gugur dalam perang ini.
ETIKA PERJALANAN (HAJI DAN
LAINNYA) DAN ETIKA PULANG HAJI
ETIKA PERJALANAN (HAJI DAN
LAINNYA)
Imam an-Nawawi
menyebutkan beberapa etika yang berguna untuk
perjalanan jauh,antara lain:1242
Musyawarah.dalam
haji disunnahkan bermusyawarah dengan orang dipercaya
agamanya,pengalamannya,dan pengetahuannya.Orang yang diajak musyawarah harus
memberi nasihat dengan tulus,sebab orang yang dimintai saran itu diserahi
amanah,dan agama adalah nasihat.
Istirahat.Apabila
seseorang bermaksud pergi haji atau lainnya,sepatutnya dia meminta petunjuk
kepada Allah dengan menunaikan shalat dua rakaat yang bukan shalat fardhu,lalu
berdoa setelahnya,
“Ya Allah,sesungguhnya aku minta
Engkau pilihkan yang baik dengan pengetahuan-Mu,aku minta Enkau beri au
kekuatan dengan kekuasaan-Mu,aku minta karunia-Mu yang luas,karena sesungguhnya
enkau berkuasa sedangkan aku tidak berkuasa,Engkau mengetahui sedangkan aku
tidak mengetahui,dan Engkau amat mengetahui perkara-perkara yang gaib.
Ya Allah,kalau Engkau mengetahui
bahwa kepergianku untuk haji tahun ini baik bagiku buat
agamaku,duniaku,penghidupanku,hari penghabisanku,serta baik buatku di masa kini
maupun masa depan maka berikanlah dia padaku,mudahkanlah (urusannya) buatku,dan
berkatkanlah dia bagiku.
Ya Allah,kalau Engkau mengetahui
bahwa kepergianku initidak baik bagiku buat agamaku, duniaku,penghidupanku,hari
penghabisanku,serta tidak baik buatku di masa kini maupun masa depan,maka
jauhkanlah dia dariku dan jauhkanlah aku darinya.Dan berikanlah kepadaku
kebaikan itu walau di manapun adanya.Serta jadikanlah aku rang yang ridha akan
(pemberian) itu.”
Setelah membaca al-Faatihah dalam
shalat ini,disunnahkan baginya membaca surah al-Kaafiruun pada rakaat pertama
dan surah al-Ikhlaash pada rakaat kedua.Setelah itu silahkan dia melaksanakan.
1221 Diriwayatkan oleh ath-Thabrani dan
al-Bazzar dari Absul Malik bin Ja’far,akan tetapi hanya hadits ini yang diriwayatkan dan
dengan sanad ini.
1222 Mughnil Muhtaaj (1/528),I’laamus saajid
(hlm.243).
1233 Diriwayatkan oleh Ahmad.
1234 Diriwayatkan oleh Abu Dawud.
1232 Al-lidhaah
(hlm.86-88,91),al-Qawaaniinul Fiqhiyyah (hlm.143),Mughnil Muhtaaj
(1/512),Ghayatul Muntahaa (1/396),al-Mughnil (3/556-559),Maraaqil Ffalaah
(hlm.127-129).
1233 Diriwayatkan oleh Ibnu Sakan dalam
Khuzaimah dalam Shahih-nya,al-Bazzar,dan ad-Daruquthni dari Ibnu
Umar.Lihat Nainuh Authaar (5/95).
1234 Diriwayatkan oleh Ibnu Sakan dalam
Sunan-nya yang Sahih dan Ma’tsur.Abu Dawud meriwayatkan pula sebuah hadits
dhaif dari Abu Hurairah,
12[3]1 Diriwayatkan oleh IbnuAdi dalam
al-Kamaail,ad-Daruquthnil,Ibnu Hibban,dan al-Bazzar.Lihat Nailul Authaar
(5/95).Hadits ini lemah.
1232 Diriwayatkan oleh ad-Daruquthni,Abu
Ya’la,al-Baihaqi,dan Ibnu Adi dari Ibnu Umar.Para perwi lain juga meriwayatkannya,dengan
jalur periwayatan yang banyak,sehingga saling menguatkan satu sama lain.
1233 Jarak antara mimbar dan tempat
berdirinya Nabi saw.dalam shalat adalah 14
hasta 1 jengkal,sedang jarak antara mimbar dan makam adalah 53 hasta 1 jengkal
12[4]2 Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan
lain-lain dari Usaid bin Zhuhair r.a..Hadits ini shahih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar